Monday, November 23, 2020

Memperkenalkan solusi berbasis bioteknologi yang memadukan beberapa jenis bakteri, antara lain Bacillus sp, Lactobacillus sp, Azotobacter sp, Saccharomyces sp, Pelarut P, dan Perombak Organik yang dapat digunakan dibeberapa bidang untuk : Pengolahan Sampah, Peternakan, Perikanan, Pertanian dan perkebunan.

Introducing a biotechnology-based solution consists of Bacillus sp, Lactobacillus sp, Azotobacter sp, Saccharomyces sp, P Solvent microbes, Organic remodel microbes which you can use for the following field : Waste/Garbage Treatment, Farming & Fishery, Plantation


"Sampah ternyata masih memiliki nilai ekonomis dengan diubah menjadi biomassa"
"Turning garbage/waste to biomass, will result in significant economic value"



MERUBAH SAMPAH MENJADI BIOMASSA
TURNING YOUR GARBAGE TO BIOMASS



BIOMASSA (Bio-RDF) DIGUNAKAN UNTUK APA ?
What should we do with the Biomass ?

1. Co-firing Batubara
Biomass Bio-RDF yang dihasilkan dengan metoda Biodis (Fermentasi sampah organik dan anorganik menjadi bio-RDF) akan menghasilkan nilai kalor berkisar dari 3000-4500 kcal, dengan tingkat humidity yang rendah, serta kandungan Sulfur yang juga sangat rendah. Biomassa jenis ini cocok digunakan untuk Co-firing Batubara pada PLTU milik PLN. 
Beberapa kegiatan Co-firing yang sudah dilakukan adalah di PLTA Saguling, Jawa Barat.

Bio-RDF Biomass from the fermentation process of both organic and non organic waste will present caloric value of 3000 to 4500 kcal, with low total moisture and low sulfur. This type of Biomass is suitable for coal co-firing on a power genarator plant (PLTU) from the grid company (PLN).
Some activities of co-firing purpose from Biomass can be found at PLTA Saguling, Jawa Barat.






2. Mengurangi Sisa Bakar pada Coal Combustion
Reducing coal combustion waste

Dalam setiap proses pembakaran batubara, seperti pada boiler, akan menghasilkan beberapa sisa pembakaran yang disebut sebagai FABA (Fly Ash Bottom Ash), yang sebenarnya terdiri dari: Bottom Ash (Klinker - slag), Fly Ash, dan Unburnt Carbon. Dari ketiga sisa pembakaran ini, sebenarnya Unburnt Carbon masih dapat diolah dan dimanfaatkan kembali selayaknya Batubara. 
Unburnt coal dapat di-mix dengan Biomassa Bio-RDF untuk selanjutnya di-feeding kembali ke proses Combustion pada Boiler. Dengan pencampuran ini, tingkat sulfur yang dihasilkan menjadi sangat rendah dan cocok serta aman digunakan pada Boiler. 
Penerapannya cocok dilakukan pada beberapa industri pengguna boiler yang membutuhkan tingkat suhu tinggi secara cepat. Sementara jika hanya mengandalkan batubara, maka akan dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mencapainya. Tentunya aplikasi seperti ini akan menghemat penggunaan batubara dan meningkatkan produktivitas dari sisi waktu yang digunakan.
Selain itu manfaat yang langsung dirasakan adalah berkurangnya biaya buang untuk sisa hasil bakar ini.

In every coal combustion, namely on Boiler, will have waste referred as FABA (Fly Ash Bottom Ash), which consist of klinker-slag, fly ash and Unburnt Carbon (UBC). Among these 3, you can actually still utilize the UBC for another combustion. The UBC will be mixed with Biomass to be reused as Coal-like material. Having mixed this UBC with the Biomass will results in a very low sulfur rate so it will be safe for combustion process in a Boiler. 
This coal-like material suits perfectly for any boiler user and will give extra benefit for applications that requires high temperature in an instant. Using the Biomass will certtailny reduce the use of Coal for this type of application. Another significant benefit is reducing the coal combustion waste.





3. Sebagai bahan bakar pengganti arang, kayu bakar pada home industry (UMKM)
Replacing charcoal, firewood for home industry

Salah satu sektor industri yang juga banyak di Indonesia adalah kelas UMKM yang juga dikenal sebagai home Industry. Sebut saja pabrik pengeringan teh, tempe, tahu, kerupuk, ataupun makanan-makanan tradisional lainnya. Selain itu ada pula pabrik pembuatan genting yang bergantung pada proses pembakaran. Pada peternakan ayam pun, biomassa dapat menggantikan peran arang yang digunakan sebagai penghangat ayam.

Small Medium Micro Industries are commonly found in Indonesia. Some of them are tea drying industry, Soy-based traditional food industry, Chips Industry and other traditional food Industry, which rely mostly on burning-frying-boiling process. The Biomass will play a major role as replacement of the charcoal and firewood in these process.







Contact us :

PT. TEKNO INOVASI ASIA

Jl. AH Nasution No.8A, Cipadung Kulon, Panyileukan, Bandung
Jawa Barat - 40614
Tel : +62 22 6374 9898
marketing@teknoasia.com